PERINGKAT PERGURUAN TINGGI (PT) NON-VOKASI DI INDONESIA TAHUN 2018
Kementerian Riset,Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) kembali mengumumkan PeringkatPerguruan Tinggi (PT) Non-Vokasi di Indonesia Tahun 2018 dan klasterisasiperguruan tinggi Indonesia tahun 2018 bertepatan dengan perayaan Hari UlangTahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-73, 17 Agustus 2018.
Pengumuman ini disampaikandalam jumpa pers yang digelar usai Upacara Peringatan HUT RI Ke-73 di PusatPenelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong.
Direktur JenderalKelembagaan Iptek dan Dikti Patdono Suwignjo mengatakan klasterisasi inidilakukan untuk memetakan perguruan tinggi Indonesia yang berada di bawahnaungan Kemenristekdikti guna meningkatkan mutu perguruan tinggi secaraberkelanjutan dalam melaksanakan Tridharma perguruan tinggi.
“Klasterisasi ini juga dapatdijadikan dasar bagi Kemenristekdikti untuk melakukan pembinaan perguruantinggi dalam rangka meningkatkan kualitas perguruan tinggi di Indonesia,penyusunan kebijakan untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi, serta memberikaninformasi kepada masyarakat umum mengenai performa perguruan tinggi diIndonesia,” ungkapnya.
Penilaian performa perguruantinggi pada tahun ini secara garis besar terdapat beberapa penyesuaian sebagaihasil evaluasi dari penilaian tahun 2017. Pada tanggal 17 Agustus 2018 ini,Kemenristekdikti mengeluarkan hasil klasterisasi hanya terhadap kelompokperguruan tinggi non vokasi, yaitu Universitas, Institut, dan Sekolah Tinggi.
Sementara untuk perguruantinggi vokasi, Patdono mengatakan masih dalam proses pengembangan dan analisauntuk menemukan indikator yang tepat dalam mencerminkan performa perguruantinggi vokasi.
“Jika sampai akhir tahun2018 nanti kami menemukan model yang cocok untuk klasterisasi perguruan tinggivokasi, nanti akan kami umumkan,” tuturnya.
Pada tahun 2018 ini,terdapat penambahan satu komponen utama yaitu Kinerja Inovasi. Oleh karena itu,komponen utama yang digunakan untuk menilai performa perguruan tinggi Indonesiamencakup 5 (lima) komponen utama, yaitu:
a)Kualitas SDM, yang mencakup prosentase jumlah dosen berpendidikan S3,prosentase jumlah lektor kepala dan guru besar, dan rasio mahasiswa terhadapdosen;
b)Kualitas Kelembagaan, yang mencakup akreditasi institusi dan program studi,jumlah program studi terakreditasi internasional, jumlah mahasiswa asing, sertajumlah kerjasama perguruan tinggi ;
c)Kualitas Kegiatan Kemahasiswaan, yang mencakup kinerja kemahasiswaan;
d)Kualitas Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, yang mencakup kinerjapenelitian, kinerja pengabdian pada masyarakat, dan jumlah artikel ilmiahterindeks scopus per jumlah dosen dan
e)Kualitas inovasi, yang mencakup kinerja inovasi.
“Perubahan/penambahanindikator pada beberapa komponen utama dibandingkan pada tahun sebelumnyadiharapkan komponen utama tersebut dapat lebih mencerminkan kondisi perguruantinggi Indonesia sesuai dengan cakupan pada masing-masing komponen utamatersebut,” harap Patdono.
Patdono juga menjelaskanterdapat perubahan yang sangat signifikan dalam klasterisasi tahun ini yaitudengan memasukkan Kualitas Inovasi sebagai salah satu komponen utama dengantujuan untuk lebih mendukung kebijakan Kemenristekdikti dalam hiliriasasi hasilriset ke sektor industri. Pasalnya Kesiapan teknologi dan Inovasi adalah duapilar dari dua belas pilar dalam indikator daya saing bangsa.
Selain itu, indikator yangdigunakan pada beberapa komponen utama pun mengalami penyesuaian, yaitupenambahan indikator kerjasama perguruan tinggi pada komponen utamakelembagaan. Peningkatan kerjasama perguruan tinggi diharapkan dapat memperluasjejaring (networking) yang dapat meningkatkan kualitas perguruan tinggi darisegi kelembagaan maupun sumber daya manusianya.
Dari hasil analisis terhadapdata yang tersedia baik data pada Pangkalan Data Pendidikan Tingi (PDDikti)Kemenristekdikti, data yang dikeluarkan oleh unit utama Kemenristekdikti,maupun sumber-sumber lain yang relevan, maka diperoleh 5 (lima) klaster perguruantinggi Indonesia dengan komposisi :
Klaster 1 berjumlah 14perguruan tinggi yakni Perguruan Tinggi yang berada pada peringkat 1 sampaidengan 14. ; Klaster 2 berjumlah 72 perguruan tinggi; Klaster 3 berjumlah 299perguruan tinggi, Klaster 4 berjumlah 1,470 perguruan tinggi, dan Klaster 5berjumlah 155 perguruan tinggi.
Adapun perguruan tingginon-vokasi yang masuk pada Klaster 1 terurut sesuai dengan skornya adalahsebagai berikut:
1. Institut TeknologiBandung (3,57)
2. Universitas Gadjah Mada(3,54)
3. Institut Pertanian Bogor(3,41)
4. Universitas Indonesia(3,28)
5. Universitas Diponegoro(3,12)
6. Institut TeknologiSepuluh Nopember (3,10)
7. Universitas Airlangga(3,03)
8. Universitas Hasanuddin(2,99)
9. Universitas Padjadjaran(2,95)
10. Universitas Andalas(2,88)
11. Universitas NegeriYogyakarta (2,83)
12. Universitas Brawijaya(2,82)
13. Universitas PendidikanIndonesia (2,70)
14. Universitas NegeriMalang (2,61)
Dirjen KelembagaanIptekdikti Patdono mengatakan bahwa yang menarik dari klasterisasi tahun iniyaitu setelah ada penambahan komponen inovasi dan indikator kerjasama perguruantinggi, ada beberapa perguruan tinggi yang merupakan Lembaga Pendidikan TenagaKependidikan (LPTK) masuk ke dalam klaster 1 seperti Universitas NegeriYogyakarta, Universitas Pendidikan Indonesia dan Universitas Negeri Malang.
“Bisa disimpulkan berarti diLPTK-LPTK itu punya banyak inovasi dan kerjasama perguruan tinggi,” pungkasPatdono.
Untuk mengetahui informasilebih detail, Perguruan tinggi dapat melihat nilai dari masing-masing komponenyang ada sebagai bahan evaluasi peningkatan mutu secara online melalui lamanhttp://pemeringkatan.ristekdikti.go.id dengan memasukkan 6 (enam) digit kodeperguruan tinggi masing-masing yang tercatat pada PDDikti Kemenristekdikti.
Pada kesempatan yang sama,Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti Ainun Na’im menyampaikan beberapa halterkait capaian Kemenristekdikti. Ainun menyebutkan anggaran Kemenristekdiktipada tahun 2019 naik dari sebelumnya di tahun 2018 sebesar 40,3 triliun menjadi41,2 triliun di tahun 2019.
Disampaikan Ainun bahwaanggaran tersebut akan dialokasikan untuk penambahan kuota beasiswa bidikmisi,revitalisasi politeknik, serta peningkatan Biaya Operasional Perguruan TinggiNegeri (BOPTN). Disamping itu juga ada anggaran untuk sarana dan prasarana(sarpras) sebesar 1,6 triliun yang pelaksanaannya di bawah KementerianPekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Selain itu Ainun jugamenyampaikan bahwa Kemenristekdikti juga mendapatkan tambahan anggaran padatahun 2018. Suntikan dana tersebut salah satunya akan digunakan untuk membantuUniversitas Mataram yang terkena dampak gempa bumi di Lombok.
Capaian lainnya, Ainunmenyebutkan Kemenristekdikti meraih dua penghargaan Top 99 inovasi layananpublik dari Kementerian PAN dan RB. Adapun dua penghargaan itu meliputi layananSimonev (Sistem Monitoring dan Evaluasi) yang dikembangkan oleh Kemenristekdiktidan layanan PJJ (Pendidikan Jarak Jauh) yang dikembangkan UniversitasIndonesia.
Turut hadir dalam acarajumpa pers tersebut, Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Jamal Wiwoho, DirekturJenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Muhammad Dimyati, Direktur PenjaminanMutu Aris Junaidi, Staf Ahli Menristekdikti Bidang Akademik Paulina Pannen,Staf Ahli Menristekdikti Bidang Relevansi dan Produktivitas Agus PujiPrasetyono, Kepala Puspiptek Sri Setiawati, Kepala Biro Kerjasama danKomunikasi Publik Nada Marsudi, Kepala Biro Perencanaan Erry Ricardo, KepalaBiro Umum dan Keuangan Wiwin Darwina, Kepala Biro Sumber Daya Manusia AriHendarto, Kepala Biro Hukum dan Organisasi Ani Nurdiani, Direktur PembelajaranParistiyanti, Direktur Pembinaan Kelembagaan Iptekdikti Totok Prasetyo,Direktur Karir dan Kompetensi SDM Bunyamin Maftuh, Sekretaris Ditjen PenguatanRisbang Prakoso, Direktur Sarana dan Prasarana Sofwan Effendi, serta parapejabat Kemenristekdikti lainnya.
Berikut ini 100 besar Peringkat Perguruan Tinggi (PT) non-vokasi diIndonesia Tahun 2018 yang bersumber dari laman ristekdikti.go.id
Demikian info tentang Peringkat Perguruan Tinggi (PT) non-vokasi diIndonesia Tahun 2018, semoga bermanfaat. Terima kasih.