Contoh Hikayat : Pengertian, Ciri, Jenis dan Contoh lengkap
Contoh Hikayat – Halo sobat setia rumpunnews.com, dalam artikel ini kita bakal membahas mengenai Contoh Hikayat : Pengertian, Ciri, Jenis dan Contoh lengkapnya. Yuk simak langsung artikelnya dibawah ini.
Pengertian Hikayat
Daftar isi
Apa sih hikayat itu? Yaitu salah satu bentuk prosa dari karya sastra lama yang mana berkisah mengenai sebuah kehidupan dari kaum bangsawan, keluarga istana, ataupun orang-orang ternama dengan segala kehebatan, kesaktian ataupun kepahlawanannya. Dalam cerita hikayat juga menyinggung tentang kekuatan, mukjizat dan segala keanehannya.
Istilah hikayat sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu “haka” yang berarti bercerita atau menceritakan. Karya sastra hikayat memiliki fungsi sebagai pembangkit semangat, penghibur atau pelipur lara, atau hanya untuk meramaikan suatu pesta.
Jenis-Jenis Hikayat
Hikayat memiliki beberapa jenis, antaralain ialah :
Jenis Hikayat berdasarkan Isinya
- Cerita Rakyat
- Epos India
- Cerita dari Jawa
- Cerita-cerita Islam
- Sejarah dan Biografi
- Cerita berbingkat
Jenis Hikayat Berdasarkan Asalnya.
- Melayu Asli
- Jawa
- India
- Arab-Persia
Ciri-Ciri Hikayat
Adapun ciri-ciri yang dimiliki dalam sebuah hikayat antaarlain :
- Anonim, pengarang dari hikayat umunya tidak dikenal.
- Istana Sentris, Hikayat menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana/ kerajaan atau pusat ceritanya berada didalam lingkungan istana.
- Bersifat Statis, cerita dalam hikayat harus tetap atau tidak banyak terjadi perubahan.
- Bersifat Komunal, menjadi milik masyarakat.
- Menggunakan Bahasa Klise, bahasa yang digunakan diulang-ulang
- Bersifat Tradisional, Hikayat bersifat tradisional atau Meneruskan budaya/ tradisi/ kebiasaan yang dianggap baik.
- Bersifat Didaktis, Bersifat mendidik baik Didaktis secara moral maupun didaktis secara religi.
- Menceritakan kisah peperangan antar yang baik melawan yang buruk, atau segala kisah universal manusia.
- Magis, Cerita hikayat umumnya bersifat magis. Pengarang akan membawa pembaca ke dunia khayal imajinasi yang serba indah.
Contoh Hikayat
Berikut adalah contoh dari hikayat;
1. Hikayat Abu Nawas
Suatu ketika, Abu Nawas dipanggil ke istana oleh Sultan Harun al-Rasyid. kali ini kecerdikan Abu Nawas ingin diuji oleh sultan. Sesampainya di hadapan Sultan, Abu Nawas pun menyembah. Sultan lantas berkata, “Hai, Abu Nawas, aku menginginkan enam ekor lembu berjenggot yang pandai bicara, bisakah engkau mendatangkan mereka dalam waktu seminggu? Kalau gagal, akan aku penggal lehermu.
“Baiklah, tuanku, akan segera hamba bawakan.”
Sementara para punggawa istana yang menengok kejadian itu pun berkata dalam hati, “Mampuslah kau Abu Nawas!”
Abu Nawas bermohon diri dan pulang ke rumah. Sesampainya ia di rumah, Abu Nawas duduk berdiam diri merenungkan permintaan dari sultan tersebut. Seharian ia tidak keluar rumah, sehingga membuat tetangga heran. Ia baru keluar rumah persis setelah seminggu kemudian, yaitu batas waktu yang diberikan Sultan kepadanya.
Abu Nawas pun pergi menuju kerumunan orang banyak, lalu ia menanyakan, “Hai orang-orang muda, hari ini hari apa?”
Namun orang yang menjawab pertanyaan Abu Nawas ditahan apabila menjawab salah. Dan ternyata, tidak ada seorangpun yang menjawab dengan benar. Abu Nawas pun marah-marah kepada mereka, “Pertanyaan mudah begini kok anggak bisa menjawab. Ayo kita pergi menemui Sultan Harun Al-Rasyid, untuk mendapatkan kebenaran.”
Keesokan harinya, warga memenuhi balairung istana Baghdad karena mereka semua ingin tahu kesanggupan Abu Nawas mambawa enam ekor Lembu berjenggot.
Abu Nawas pun menghaturkan sembah kepada Sultan Harun Al-Rasyid, dan kemudian duduk dengan khidmat. Sultan pun langsung berkata, “Hai Abu Nawas, mana lembu berjenggot yang pandai bicara itu?”
Abu Nawas pun langsung menunjuk keenam orang yang dibawanya itu, “Inilah mereka, tuanku Syah Alam.”
“Hai, Abu Nawas, kenapa engkau menunjuk orang-orang itu?”
“Ya, tuanku, cobalah engkau bertanya pada mereka hari apa sekarang,” kata Abu Nawas.
Ketika Sultan bertanya, ternyata orang-orang itu memberikan jawaban berbeda-beda. “Apabila mereka benar manusia, pasti mereka tahu hari ini hari apa. Belum lagi jika tuanku menanyakan hari yang lain, akan tambah pusinglah mereka. Manusia atau hewan kah mereka ini? “Inilah lembu berjenggot yang pandai bicara itu, Tuanku.”
Sultan yang melihat kecerdikan Abu Nawas terheran-heran sehingga sultan pun memberikan hadiah 5.000 dinar kepada Abu Nawas.
2. Hikayat Si Miskin
Ada sepasang suami istri yang dikutuk hidup dalam kemiskinan. Lalu mereka berdua mendapati seorang putra bernama Marakrama. dan semenjak anak itu lahir, hidup mereka pun menjadi sejahtera dan berkecukupan. Tetapi si Ayah termakan oleh perkataan para ahli nujum yang mengatakan bahwa anak itu membawa sial dan mereka harus membuangnya.
Setelah membuangnya, mereka kembali hidup sengsara. Setelah dibuang oleh ayahnya, Marakrama belajar ilmu kesaktian dan pada suatu hari ia pun dituduh mencuri dan dibuang ke laut. Sampai-sampai ia terdampar di suatu pantai yang ternyata merupakan tempat tinggal raksasa pemakan segala. Akhirnya Marakrama ditemukan oleh Putri Cahaya dan diselamatkannya. Mereka pun kabur dan membunuh raksasa tersebut.
Ternyata ada niatan jahat dari nahkoda kapal, ia berniat untuk membuang Marakarma ke laut, dan seekor ikan membawanya ke Negeri Pelinggam Cahaya, di mana kapal itu singgah.Marakrama tinggal bersama Nenek Kebayan dan ia pun mengetahui kalau Putri Mayang ini merupakan adik kandungnya. Setelah itu Marakarma akhirnya kembali ke Negeri Puspa Sari dan mendapati ibunya menjadi seorang pemungut kayu.
Marakarma pun memohon kepada dewa supaya mengembalikan keadaan Puspa Sari. Puspa Sari pun makmur mengakibatkan Maharaja Indra Dewa dengki dan menyerang Puspa Sari. Kemudian Marakrama menjadi Sultan Mercu Negara
3. Hikayat Tanjung Lesung
SYAHDAN, pada zaman dahulu kala ada seorang pengembara dari Laut Selatan berjulukan Raden Budog. Suatu hari, sesudah lelah bermain di tepi pantai, Raden Budog beristirahat di bawah pohon ketapang laut.
Angin semilir sejuk menciptakan Raden Budog terlena. Perlahan matanya terpejam. Raden Budog pun bermimpi mengembara ke utara dan bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik. Hati Raden Budog terpesona oleh kecantikannya.
Rade Budog pun melangkah mendekati gadis yang tersenyum manis kepadanya tanpa ia sadari. Dilihatnya tangan gadis itu diulurkan kepadanya. Raden Budog juga ikut mengulurkan tangannya dan hendak menyambut uluran tangan dari gadis itu.
Namun ia sangat terkejut ketika seranting kering pohon ketapang mengenal dahinya. Raden Budog terperanjat dan terbangun dari tidurnya. Ia pun membanting ranting itu dengan penuh perasaan kesal. “Ranting keparat!” gerutunya. “Kalau ranting itu tidak jatuh maka saya sanggup menikmati mimpi indahku.”
Berhari-hari bayangan mimpi itu tidak pernah sanggup hilang dari ingatan Raden Budog. Lalu diputuskannya bahwa ia akan pergi mengembara. Raden Budog pun segera menyiapkan perbekalan untuk pengembaraannya.
Raden Budog kemudian menghampiri kuda kesayangannya. “Kita akan mengembara jauh, sayang. Bersiap-siaplah.” Raden Budog membelai-belai kudanya yang meringkik gembira. Kemudian Raden Budog menyiapkan golok dan watu asah yang selalu dibawanya ke mana saja ia mengembara.
Saat semuanya sudah siap, Raden Budog pun dengan segera menunggangi kuda kesayangannya, berjalan ke arah utara. Tak lupa Raden Budog menyelipkan golok panjang dipinggangnya agar tampak gagah dan perkasa.
Sedangkan tas anyaman dari kulit terep berisi persediaan makanan, terselempang di bahunya. Sementara sang anjing kesayangan Raden Budog berjalan di depannya sambil mengendus-endus mencari jalan bagi tuannya. Anjing itu kadang menggonggong menghalau ancaman yang mengancam tuannya.
Lima hari perjalanan telah ditempuhnya. Meski sudah selama itu Raden Budog tetap enggan untuk turun dari kudanya. Dia juga tidak menyadari badannya sudah lemah alasannya yaitu perutnya kosong, begitu pula kudanya.Ia hanya memikirkan mimpinya di tepi pantai itu. “Kapan aku bisa bertemu dengan gadis itu lagi?” gumamnya dalam hati.
Raden Budog terus memacu kudanya menapaki jalan-jalan terjal dan mendaki sampai datang di Gunung Walang yang kini ini menjadi kampung Cimahpar. Tiba-tiba kudanya roboh. Raden Budog terperanjat, mencoba menguasai keseimbangannya.
Namun Budog terperanjat, mencoba menguasai keseimbangannya. Namun alasannya yaitu sudah sama-sama lemah, Raden Budog dari kudanIva berguling-guling di lereng gunung. Anjing kesayangannya menggonggong cemas meningkahi ringkik kuda. Setelah bangun sekujur badan Raden Budog terasa lemah dan nyeri.
4. Hikayat Kerajaan
Berkisah tentang dua putra raja kembar, yang bernama Indera Bangsawan dan Syah Peri. Baginda Raja menguji siapa diantara mereka yang paling layak menjadi penggantinya. Ia pun kemudian menyuruh kedua putera kembarnya itu untuk mencari buluh perindu. Mereka bemohon pergi untuk mencari buluh perindu. Dalam perjalanan keduanya terpisah karena badai yang sangat besar. Mereka berserah diri kepada Tuhan dan berjalan masing-masing.
Syah Peri berhasil menolong Puteri Ratna Sari dan dayang-dayangnya yang di tawan Garuda. Akhirnya Syah Peri menikah dengan Puteri Ratna Sari. Di tempat lain, Indera Bangsawan sampai ke Negeri Antah Berantah yang dikuasai oleh Buraksa dan bertemu raksasa yang disebut Nenek. Raja Kabir takluk kepada Buraksa dan akan membuat Putri Kemala Sari sebagai upeti. Puteri Kemala Sari sakit mata dan hanya bisa disembuhkan oleh air susu harimau beranak muda.
Setelah mengetahui peristiwa itu, Si Hutan menempatkan susu kambing pada wadah, digantung di dahan pohon. Lalu Indera Bangsawan pun akhirnya mendapatkan susu harimau beranak muda dari nenek dan menipu Sembilan anak raja dengan susu kambing. Indera Bangsawan yang membawa susu harimau beranak muda, sembuhlah Putri Kemala Sari. Raja Kabir bertitah “Barang siapa yang mengalahkan Buraksa akan menjadi menantunya.”
Indera Bangsawan diajari oleh neneknya membuat ramuan dan diberikan kepada Buraksa. Buraksa tertidur dan Indera Bangsawan mengambil jubah dan Puteri Kemala Sari. Buraksa tak berdaya dan Sembilan anak raja mengambil selimut dan hendak menipu raja. Akhirnya Indera Bangsawan menikah dengan Puteri.
5. Hikayat Hang Tuah
Hang Tuah memiliki seorang Ibu bernama Dang Merduwati, dan juga seorang Ayah bernama Hang Mahmud. Namun kesulitan hidupnya membuat mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.
Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Sayangnya gerombolan perampok menghentikan laju mereka diperjalanan. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana mereka melakukan perlawanan.
Untungnya perampok tersebut dapat ditumbangkan sebanyak 10 orang, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.
Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Namun pada akhirnya keberanian Hang Tuah dan juga kawan-kawannya membuat sang raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar. Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.
Hang Tuah pun kemudian diangkat menjadi pelayan raja. Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Sampai-sampai Hang Tuah diutus ke luar negeri hinga berkali-kali, seperti menuju ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara
Demikianlah ulasan artikel mengenai Contoh Hikayat : Pengertian, Ciri, Jenis dan Contoh lengkapnya. Saya berharap artikel diatas bisa membantu sobat rumpunnews.com dalam mencari jawaban ataupun menambah ilmu dan wawasannya. Sampai ketemu lagi di artikel-artikel lainnnya.
- Contoh Cerita Fantasi : Pengertian, Jenis, Contoh, Struktur dan Lengkap
- Cerita Fabel: Pendek, Singkat, Pengertian dan Struktur
- Pengertian Sistem : Karaktersitik, Contoh, Komponen