PENGERTIAN DAN TUJUAN SUPERVISI KLINIS
Supervisi Klinis |
Supervisi berasal dari kata "super danvision ". Super artinya tinggi, atas dan vision artinya melihat,memandang. Suprvision artinya "melihat dari atas". Pengertiantersebut dimaksudkan : orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi/ atasmelihat-mengamati – mengawasi orang yang berada di bawahnya.
Misalnya kepalasekolah melihat dan mengamati perilaku guru pada waktu mengajar. Hal itudilakukan agar kepala sekolah dapat memberikan bimbingan kepada guru untukmelaksanakan tugasnya lebih optimal. Kimball Willer mengemukakan,"Supervision is assistance in the development of better teaching learningsituation". " Supervisi adalah proses bantuan untuk meningkatkansituasi belajar-mengajar agar lebih baik". Pengertian ini menunjukan bahwasupervisi adalah proses bantuan, bimbingan dan atau pembinaan dari supervisorkepada guru untuk memperbaiki proses pembelajaran. Bantuan, bimbingan ataupembinaan tersebut bersifat profesional yang dilaksanakan melalui dialog untukmemecahkan masalah pembelajaran.
Kepala Sekoiah sebagai supervisor membantu danmembina guru sebagai mitra kerjanya agar lebih profesional dalam melaksanakantugasnya yakm merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Kata yang palingtepat untuk supervisi adalah terprogram untuk mengubah atau memperbaikiperilaku seseorang dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya secaraprofesional. Dengan demikian maka supervisi akademik adalah kegiatan yangterencana, terpola dan terprogram dalam mengubah perilaku guru agar dapatmempertinggi kualitas proses pembelajaran.
Klinis berasal dari kata clinic yang berarti"balai pengobatan atau suatu tempat untuk mengobati berbagai jenispenyakit yang ditangani oleh tenaga yang profesional". Apabila mendengarkata pengobatan maka asosiasi kita adalah pasien datang ke tempat pengobatanuntuk mengobati penyakitnya. Orang yang memeriksa dan mengobatinya adalahdokter. Analog dengan itu adalah guru yang mengalami masalah dalam melaksanakanpembelajaran datang kepada kepala sekolah dan untuk berkonsultasi tentang pemecahanmasalah yang dihadapinya. Bisa juga kepala sekolah yang datang dan berdialogdengan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Kelemahan guru dalam melaksanakanpembelajaran beberapa diantaranya adalah (a) kurang menguasai bahan ajarsehingga perilaku guru dalam melaksanakan pembelajaran kurang percaya diri, (b)kurang menguasai kelas sehingga siswa kurang terkendali dalam kegiatanbelajarnya (c) kurang terampil dalam berbicara sehingga siswa kurang terkendalidalam kegitana belajarnya, (d) menampilkan sosok yang kurang simpatik sehinggasuasana belajar kurang menarik siswa. Masih banyak gejala lain yang menunjukankelemahan dan kekurangan guru pada saat melaksanakan pembelajaran. Superviseklinis berkepentingan dengan upaya memperbaiki kekurangan tersebut. Dengandemikian supervisi klinis diartikan sebagai bantuan profesional yang diberikankepada guru yang mengalami masalah dalam melaksanakan pembelajaran agar gurutersebut dapat mengatasi masalah yang dialaminya berkaitan dengan prosespembelajaran. Sejalan dengan pengerian diatas Waller berpendapat bahwa suprvisiklinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran denganmenjalankan siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan dananalisis yang intensif terhadap proses pembelajaran. Sedangkan menurut KeithAcheson dan Meredith D'Gall : supervisi klinisa adalah proses membantu gurumemperkecil jurang avatar tingkah laku mengajar nyata dengan tingkah lakumengajar yang ideal. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yangdimaksud dengan supervisi klinis adalah bantuan profesioanl yang diberikankepada guru yang mengalami masalah dalam pemeblajaran agar guru yangbersangkutan dapat mengatasi masalahnya dngan menempuh langkah yang sistematismencakup tahap perencanaan, tahap pengamatan dan tahap analisis dan tindaklanjut.
Supervisi klinis adalah supervisi yang dilakukan berdasarkan adanya keluhan atau masalah dari guru yang disampaikan kepadasupervisor. Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan padapeningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yangrasional.
Ide untuk memberlakukan supervisi klinis bagi guru muncul ketika guru tidak harus disupervisi atas keinginan kepala sekolah sebagai supervisor tetapi atas kesadaran guru datang ke supervisor minta bantuan mengatasi masalahnya. Kepala sekolah sebagai supervisor akademik seyogyanya memiliki pengetahuan dan menguasai penerapan supervisi klinis.
Konsep supervisi klinis, mula-muladiperkenalkan dan dikembangkan oleh Morris L. Cogan, Robert Goldhammer, danRicharct Weller di Universitas Harvard pada akhir dasa warsa lima puluhan danawal dasawarsa enam puluhan (Krajewski) 1982).
Ada dua asumsi yang mendasari praktik supervisi klinik: Pertama, pembelajaran merupakan aktivitas yang sangat kompleks yang memerlukan pengamatan dan analisis secara berhati-hati melalui pengamatan dan analisis. Supervisor pembelajaran akan mudah mengembangkan kemampuan guru mengelola proses pembelajaran. Kedua, guru-guru yang profesionalnya ingin dikembangkan dengan pendekatan kolegial daripada cara yang outoritarian (Sergiovanni,1987).
Supervisi klinis adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran (Sullivan & Glanz, 2005). Sedangkan menurut Cogan (1973) Kegiatan pembinaan performansi guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Jadi supervisi klinis adalah kegiatan pembinaan guru dalam meningkatkan kinerja atau unjuk kerja dalam proses pembelajaran.Menurut Sergiovanni (1987) ada dua tujuan supervisi klinis: 1) pengembangan profesional dan 2) memotivasi kerja guru dan memperperbaikiproses pembelajaran yang kurang efektif.
Sejalan dengan pengertian diatas maka tujuanumum dari supervisi klinis adalah agar guru memiliki kemampuan untukmemperbaiki dirinya dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sedangkan tujuankhususnya adalah : 1) Menyediakan umpan balik yang obyektif terhadap guru, mengenai pembelajaran yang dilaksanakannya. 2) Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah pembelajaran. 3)Membantu guru mengembangkan keterampilannya menggunakan strategipembelajaran. 4) Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi jabatan dankeputusan lainnya. 5) Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap pengembanganprofesional yang berkesinambungan.
Adapun Ciri-Ciri Supervisi Klinis adalah
1) Bantuan yang diberikan bukan bersifat instruksi atau memerintah. Tetapi tercipta hubungan manusiawi, sehingga guru–guru memiliki rasa aman.
2) Apa yang akan disupervisi itu timbul dari harapan dan dorongan dari guru sendiri karenadia memang membutuhkan bantuan itu.
3) Satuan tingkah laku mengajar yang dimiliki guru merupakan satuan yang terintegrasi, sehingga terlihat kemampuan apa, keterampilanapa yang secara spesifik harus diperbaiki.
4) Suasana dalam pemberian supervisi adalah suasana yang penuh kehangatan, kedekatan, dan keterbukaan.
Sedangkan indikator keberhasilan pelaksanaansupervisi klinis adalah : 1) meningkatnya kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan,dan mengevaluasi proses pembelajaran., 2) kualitas pembejaran yang dilaksanakanoleh guru menjadi lebih baik sehingga diharapkan berpengaruh terhadap kualitashasil belajar yang dicapai siswa, 3 ) terjalin hubungan kolegial antara kepalasekolah dengan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran dan tugas-tugasprofesianya.
Indikator-indikator tersebut pada hakekatnyamerupakan salah satu ciri dari meningkatnya mutu pendidikan di sekolah. Olehkarena itu supervisi klinis merupakan bagian penting dari upaya meningkatkankinerja sekolah khusuna melalui perbaikan proses pembelajaran. Dalam konteksinilah kepala sekolah perlu melaksanakan supervisi klinis sebagai bagian darisupervisi akademik.
Ada beberapa alasan mengapa supervisi klinisperlu dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam rangka membantu guru mengatasimasalah yang dihadapinya dalam pembelajaran. Alasan-alasan tersebut terkaitdengan empat aspek sebagai berikut :
a. Kualitas Proses Pernbelajaran
Prestasi belajar siswa dalam berbagai mata pelajaran dipengaruhi olehdua faktor utama yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internaladalah faktor yang bersumber dari diri siswa itu sendiri antara lain :kemampuan, sikap, minat motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran. Faktoreksternal adalah faktor diluar pribadi siswa seperti kurikulum, sarana belajar,lingkungan belajar dan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru. Faktorproses pembelajaran menjadi faktor terpenting sebab langsung berhubungan denganperubahan perilaku siswa. Dalam prakteknya ternyata proses pembelajaran yangdilaksanakan guru belum optimal dalam pengertian tidak membawa hasil yangdiinginkan dalam mengubah perilaku siswa. Banyak faktor yang dapat menentukankeberhasilan proses pembelajaran. Faktor –faktor tersebut antara lain: kemampandan keahlian guru, karakteristik mata pelajaran , saraba dan fasilitas belajar.Oleh sebab itu supervise klinis dilakukan kepala sekolah perlu memperhatikanfaktor-faktor tersebut agar kualitas proses pembelajaran dapat mencapai hasilyang optimal.
b. Profesionalisme Guru
Jabatan guru adalah jabatan fungsional artinya untuk dapat menyandangjabatan tersebut diperlukan keahlian khusus melalui pendidikan dan pelatihan.Tugas pokok guru adalah merencanajan dan melaksanakan pembelajaran, menilaiproses dan hasil belajar serta memberikan bimbingan dan pelatihan. Oleh sebaabitu guru perlu menguasai bidng ilmu yang akan menjadi materi pembelajaran sertamenguasai teknologi atau strategi pembelajaran. Upaya untuk membina danmengembangkan keahlian tersebut harus terus dilakukan baik oleh guru itusendiri maupun oleh pihak lain yang bertanggung jawab antara lain kepalasekolah, merupakan bagian dari upaya peningkatan kemampuan profesional guru.
c.Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah tenaga kependidikan berstatus pegawai negerisipil yang diangkat dan diberi tugas tanggung jawab dan wewenang olehpemerintah untuk melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial padasekolah yang telah ditunjuk. Pengawasan akademik adalah menilai dan membinaguru dalam aspek-aspek pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajarsiswa. Pengawasan manajerial adalah menilai dan membina guru dan staf sekolahdalam aspek pengelolaan administrasi sekolah agar dapat meningkatkan kinerjasekolah. Oleh sebab itu tanggung jawab kepala sekolah adalah : a) meningkatkanmutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah, dan b) meningkatkan mutu hasilbelajar siswa melalui proses pembelajaran yang dilaksanakan guru. Tanggungjawab yang kedua yakni meningkatkan mutu hasil belajar siswa melalui prosespembelajaran yang dilaksanakan guru mengimplikasikan perlunya kepala sekolahmelaksanakan supervisiklinis.
d.Peningkatan Mutu Pendidikan
Pemerintah khususnya departemen pendidikan nasional telah menetapkanvisi pendidikan yakni membentuk insan yang cerdas, kompetitif dan bermartabatdengan empat pilar strategi yakni olah pikir, olah rasa, olah hati dan olahraga. Peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 menetapkan adanya delapan standarnasional pendidikan sebagai rujukan dalam meningkatkan nutu pendidikannasional. Salah satu standar yang harus dicapai adalah standar kompetisilulusan. Standar yang erat kaitannya dengan standar isi (kurikulum), standarproses (pembelajaran), standar penilaian dan standar pendidikan dan tenagakependidikan (guru, kepala sekolah, pengawas sekolah ). Dalam pembelajarantersirat empat standar di atas sebab dalam proses pembelajaran ada : pesertadidik (subyek yang belajar), ada bahan ajar (standar isi), ada guru(fasilitator belajar) dan ada penilaian (standar penilaian). Oleh sebab itukedudukan proses pembelajaran dalam meningkatkan standar mutu pendidikan sangatpenting. Supervise klinis yang memfokuskan pada uapay memperbaiki kualitasproses pembelajaran menjadi upaya yang sangat berarti untuk meningkatkan mutupendidikan di sekolah.
TeknisPelaksanaan Supervisi Klinis
Langkah-langkahsupervisi klinis terdiri dari tiga tahap esensial yang berbentuk siklus, yaitu:
1)Tahap Pertemuan Awal
Tahappertama dalam proses supervisi klinik adalah tahap pertemuan awal (preconference). Pertemuan awal ini dilakukan sebelum melaksanakan observasi kelas. Menurut Sergiovanni (1987) tidak ada tahap yang lebih penting daripada tahappertemuan awal ini.
Tujuan utama pertemuan awal ini adalah untuk mengembangkan, bersama antara supervisor dan guru, kerangka kerja observasi kelas yang akan dilakukan. Hasil akhir pertemuan awal ini adalah kesepakatan (contract) kerja antara supervisor dan guru. Tujuan ini bisa dicapai apabila dalam pertemuan awal ini tercipta kerja sama, hubungan kemanusian dan komunikasi yang baik antara supervisor dengan guru. Selanjutnya kualitas hubungan yang baik antara supervisor dan guru memiliki pengaruhsignifikan terhadap kesuksesan tahap berikutnya dalam proses supervisi klinis. Pertemuan pendahuluan ini tidak membutuhkan waktu yang lama. Dalam pertemuan awal ini supervisor bisamenggunakan waktu 20 sampai 30 menit, kecuali jika guru mempunyai permasalahan khusus yang membutuhkan diskusi panjang.Pertemuan ini sebaiknya dilaksanakan di satu ruangan yang netral, misalnyakafetaria, atau bisa juga di kelas. Pertemuan di ruang kepala sekolah atau supervisor kemungkinannya akan membuat guru menjadi tidak bebas.
Goldhammer,Anderson, dan Krajewski (1981) mendeskripsikan satu agenda yang harus dihasilkan pada akhir pertemuan awal. Agendatersebut adalah:
a) Menetapkan kontrak atau persetujuan antara supervisordan guru tentang apa saja yang akan diobservasi.
- Tujuaninstruksional umum dan khusus pembelajaran
- Hubungan tujuan pembelajaran dengan keseluruhan programpembelajaran yang diimplementasikan
- Aktivitasyang akan diobservasi
- Kemungkinan perubahan formal aktivitas, sistem, dan unsur-unsur lain berdasarkanpersetujuan interaktif antara supervisor dan guru
- Deskripsi spesifik butir-butir atau masalah-masalah yang umpan balikannya diinginkan guru
b) Menetapkan mekanisme atau aturan-aturan observasimeliputi:
- Waktu(jadwal) observasi
- Lamanyaobservasi
- Tempatobservasi
c) Menetapkan rencana spesifik untuk melaksanakan observasi meliputi:
- Dimanasupervisor akan duduk selama observasi
- Akankah supervisor menjelaskan kepada peserta didik mengenai tujuan observasinya jika demikian, kapan sebelum atau setelah pelajaran
- Akankahsupervisor mencari satu tindakan khusus
- Akankahsupervisor berinteraksi dengan peserta didik
- Perlukahadanya material atau persiapan khusus
- Bagaimanakahsupervisor akan mengakhiri observasi
2)Tahap Observasi Pembelajaran
Perhatian observasi ini ditujukan pada aktivitas guru dan kegiatan-kegiatan kelas sebagai hasil tindakan guru. Waktu dan tempat observasi mengajar ini sesuai dengan kesepakatan bersama antara supervisor danguru pada waktu mengadakan pertemuan awal. Dalam observasi supervisor dituntut untuk menggunakan bermacam-macam ketrampilan. Menurut Daresh (1989) ada dua aspek yang harus diputuskan dan dilaksanakan oleh supervisor sebelum dan sesudah melaksanakanobservasi pembelajaran, yaitu menentukan aspek-aspek yang akan diobservasi dan bagaimana cara mengobservasinya.
Sedangkan mengenai bagaimana mengobservasi juga perlu mendapatkan perhatian. Maksud baik supervisi tidak akan berarti apabila usaha-usaha observasi tidak bisa memperoleh data yang seharusnya diperoleh. Tujuan utamapengumpulan data adalah untuk memperoleh informasi yang nantinya akan digunakan untuk mengadakan tukar pikiran dengan guru setelahobservasi yang telah dilakukan di kelas.Acheson dan Gall (1987) mereview beberapa teknik dan menganjurkan kita untuk menggunakannya dalam proses supervisi klinis beberapa teknik adalah sebagai berikut:
a) Selektive verbatim. Di sini supervisor membuat semacam rekaman tertulis, yang bisa dibuat denganaverbatim transcript. Transkrip ini bisa ditulis langsung berdasarkan pengamatan dan bias juga menyalin dari apa yang direkam terlebih dahulu melalui tape recorder.
b) Rekaman observasional berupa a seating chart. Di sini, supervisor mendokumentasikan perilaku-perilaku peserta didik sebagaimana mereka berinteraksi dengan seorang guru selama pembelajaran berlangsung. Seluruh kompleksitas perilaku dan interaksi dideskripsikan secara bergambar. Melalui penggunaan a seating chart ini,supervisor bisa mendokumentasikan secara grafis interaksi guru dengan pesertadidik.
c) Wide-lens techniques. Di sini supervisor membuat catatan yang lengkap mengenai kejadian-kejadian di kelas dan cerita yang panjang lebar. Teknik ini biasa juga disebut dengan anecdotalrecord.
d) Checkliss and timeline coding. Di sini supervisormengobservasi dan mengumpulkan data perilaku belajar mengajar. Perilaku pembelajaran ini sebelumnya telah diklasifikasi atau dikategorikan. Contoh yang paling baik prosedur ini dalam observasi supervisi klinik adalah skala analisis interaksi Flanders (Flanders; 1970). Dalam analisis ini, aktivitas kelas diklasifikasikan menjadi tiga kategori besar, yaitu pembicaraan guru,pembicaraan peserta didik dan tidak ada pembicaraan (silence).
3)Tahap Tindak Lanjut Solusi
Supervise klinis yang dilaksanakan oleh kepalasekolah kepada guru yang mengalami masalah dalam melaksanakan pembelajaranharus dapat mengubah kemampuan guru agar dapat mengatasi maslahnya dalammelaksanakan pembelajaran. Untuk itu ada beberapa prinsip dalam melaksanakansupervisi klinis antara lain :
a. Bantuan kepada guru dalam pembelajaranbukan perintah atau instruksi yang harus dilaksanakan melainkan kesadaran keduapihak akan pentingya memperbaiki mutu pembelajaran. Prinsip ini dapat diwujudkanapabila kepala sekolah.
- membina guru dengan penuh keikhlasan bukan keterpaksaan
- bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas guru
- memiliki program yang jelas dalam meningkatkan mutu pendidikan
b. Hubungan antara kepala sekolah sebagaisuprvisor dengan guru sifatnya hubungan kolegial data suasana yang intim penuhketerbukaan. Prinsip ini bisa diwujudkan apabila kepala sekolah
- memperlakukan guru sebagai mitra kerja bukan bawahan
- menampilkan diri di sekolah penuh keakraban
- rendah hati dalam menghadapi guru
c. Proses bantuan bersifat demokrats artinyakedua belch pihak bebas mengemukakan pendapatnya, tetapi keduanya berkewajibanmengkaji pendapat pihak lain untuk mencapai kesepakatan. Prinsip ini bisadiwujudkan apabila kepala sekolah
- menghargai pendapat guru
- tidak lengsung menyalahkan pendapat guru
- tidak memaksakan pendapatnya
d. Dalam pelaksanaannya masing-masing phakharus mengedepankan tugas dan tanggung jawab dlam meningkatkan mutupembelajaran. Prinsip ini bisa diwujudkan apabila kepala sekolah :
- berkeinginan memajukan sekolah binaanya
- mau berkorban untuk guru senantiasa bekerja sama
- bersepakat dengan guru untuk seantiasa bekerjasama
e. Kepala Sekolah sebagai supervisor haruslebih banyak mendengar daripada berbicara agar guru merasa bebas mengemukakanmasalah dan pendapatnya. Prinsip ini bisa diwujudkan apabila kepala sekolah
- menilai betapa pentingnya mengatasi kesulitan guru
- memuji keberanian guru dalam melaksanakan tugasnya
- pandai menyimak apa yang disampaikan guru
f. Sasaran supervisi terfokus pada kebutuhandan aspirasi guru pada perilaku mengajar aktual dalam mata pelajaran yangdiampunya. Prinsip ini bisa diwujudkan apabila kepala sekolah :
- pernah mengalami masalah dalam pembelajaran
- berpengalaman dlam mengatasi masalah pembelajaran
- memiliki keahlian yang sama dengan guru
Adapunpendekatan yang digunakan pada saat melakukan supervisi klinis ada tiga yaitu pendekatan direktif, kolaboratif, dan non direktif. Pendekatan-pendekatan ini dijelaskansbb:
1) Direktif, tanggung jawab lebih banyak pada supervisor
2) Kolaboratif, tanggung Jawab terbagi relatif samaantara supervisor dan guru
3) Non-direktif, tanggung jawab lebih banyak pada guru